Selamat Ulang Tahun Istriku


Sebelum Kutulisakan Sajak Ini ,Kau pasti sudah tahu Istriku,
bagaimana Aku Tak memiliki Keberanian Sedikit pun Untuk Menuliskan Kasih sayangmu Dan cintamu
Dalam Setiap Bait Sajak dan puisiku.
Bahkan Kata-Kata Cinta Yang berkeliaran dalam Kepalaku,Tak Berdaya Setiap Kali kulafalkan Namamu Dalam Setiap Baris Dan isi Dalam
puisi-puisiku,Tak Mengapa,Bagi Aku,'Engkau Adalah Puisi Yang Tak Pernah Dapat Kutuliskan Dalam Kata-Kata,Engkau yang Hanya Mampu kupahami Dengan Cinta Dan Doa.

Masih Teringat Jelas,setiap Kali Aku Mulai menyusun kata-kata,Kau pasti Tertawa,Dan aku Selalu Gagal menyelesaikannya sampai Kepalaku terkulai Tak Berdaya.
Malah, seringkali kau bilang puisiku terlalu menye-menye, lebay, atau dengan istilah-istilah alay yang kau sendiri tak pernah tahu artinya.
Tak mengapa, tak selamanya cinta menuntut dituliskan dalam kata-kata.

Mungkin engkau akan bertanya-tanya, alasan macam apa hingga akhirnya aku memberanikan diri menuliskan puisi ini untukmu. Seperti halnya aku yang selalu bertanya-tanya,
kesetiaan macam apa yang tuhan berikan kepadamu, hingga mau merawat Diriku.

Sebenarnya aku ingin membuat kejutan dalam ulang tahunmu, membelikanmu mobil baru, atau membelikanmu rumah baru, tapi setelah kupikir-pikir; selain pemborosan,
ternyata persediaan uangku tak cukup di tabungan untuk memuwujudkan kejutan-kejutan itu. Toh, apa yang kumiliki dalam hidupku (selain kesedihanku), adalah bagi kebahagiaanmu.



Sederhana saja alasanku, kekasihku, aku ingin menuliskanmu sebuah puisi; sebuah puisi yang setiap kali kau baca tak pernah menyisakan rasa nyeri.
Sesederhana itulah alasanku membuat puisi untukmu, sesederhana kita yang saling jatuh cinta, sesederhana kita yang saling menjaga setia, sepanjang usia…

Aku sengaja menulis puisi ini saat kau berulang tahun, saat sepasang lenganku bermunajat kepada Sang Pencipta,
agar segala doa-doa keselamatan dan kebahagiaan tercurahkan ,untuk hidupmu, untuk kebahagiaanmu.

Mungkin puisi ini tak berarti apa-apa, dibanding kado ulang tahun atau cinderamata lainnya yg kuberikan setiap kali kau merayakan usia.
Tapi bagiku, ini adalah kado terbesar yang mampu kuberikan dalam hidupku, selain perasaan-perasaanku yang selalu mencintaimu, sepanjang waktu.

Istriku, pastinya kau pernah membaca bio Facebook ku atau bahkan Blog Ini yang Kutuliskan untukmu, yang menurut beberapa orang adalah sajak pendek yang mampu menggetarkan perasaan wanita,
bahkan menggoncangkan dunia,semua sudah aku tulis di Blog Ini. Bacalah berulang-ulang, dan kau akan tahu; betapa bersyukurnya hidupku memiliki cintamu.
Sajak itu adalah rangkuman dari ribuan sajak dalam hidupku: tersirat kesetiaan, kepasrahan, dan kebahagiaan yang tak pernah mau (dan mampu) tergantikan.
Asal kau tahu saja, beberapa pria diam-diam mencuri bio twitterku hanya untuk merayu calon pacarnya, meski akhirnya tetap ditolak juga cintanya.

Menulis puisi ini untukmu, sama susahnya seperti aku pertama kali bilang ‘I love You’ kepadamu; sangat sakral bagi hidupku, dan mungkin juga bagi hidupmu.

Kau pasti mulai bosan membaca pengantar ini, dan aku belum juga menuliskanmu sebuah puisi.
Aku memang, tak percaya diri menuliskanmu dalam sajak-sajakku, dan aku harus hati-hati sekali, agar kata-kata yang kutuliskan nanti,tak melukai dan menyakiti kebahagiaanmu hari ini.

Tapi, baiklah, akan kutuliskan puisi ini di hari ulang tahunmu, hari kebahagiaanmu, bacalah dengan sepenuh cintamu, bacalah dengan segenap doa-doamu:

'Selamat Ulang tahun Istriku"
Papa Sangat menyanyangi Kamu...